Belum lama ini terdapat beberapa kasus dalam sebuah rumah tangga yang berakhir tragis, hingga merenggut nyawa. Salah satunya, seperti kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa, yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Pembunuhan tersebut diduga dilakukan karena cemburu yang membabi buta oleh sang suami terhadap istri. Selain itu, dilain tempat terjadi kasus bunuh diri oleh seorang mahasiswi di Bengkulu yang diduga oleh pihak kepolisian karena masalah percintaan.
Lalu apa hubungannya ilmu tauhid dengan percintaan sepasang kekasih, bukankah ilmu tauhid itu membahas mengenai pengokohan keyakinan-keyakinan dalam agama Islam. Bagaimana bisa dalam ranah kajian keilmuan tersebut menjangkau hingga keharmonisan sepasang kekasih?
Baikhlah para pembaca yang budiman, sebelum kita merumuskan hal tersebut perlu kita mengetahui salah-satu pondasi ilmu tauhid dalam menjaga keimanan ketika mencintai pasangan kita. Adapun didalam kitab مرقاة صعود التصديق فى شرح سلم التوفيق karangan Syekh Muhammad Nawawi dalam mensyarahi kitab Syekh Abdullah bin Husain bin Thohir bin Muhammad bin Hasyim Baalawy. Dalam kitab tersebut terdapat fasal yang memperingatkan kita dalam menjaga keimanan, salah satunya ialah menjaga lewat perkataan. Ibarot didalam kitab tersebut sangat penting untuk kita ketahui, yakni:
كثيرة جدا لاتنحصر منها أى الكثيرة
“Banyak sekali tidak terhitung rusaknya keimanan seseorang lewat perkataan, yakni banyak”.
Hemat penulis, perkataan-perkataan yang diucapkan oleh umat islam perlunya difikirkan terlebih dahulu sebelum akan diucapkan. Tujuannya agar menghasilkan perkataan yang baik dan bermanfaat dalam rangka menjaga keimanan.
Adapun salah satu ucapan yang dapat merusak keimanan seseorang, bahkan dapat menyebabkannya menjadi murtad. Sebagaimana yang dijelaskan didalam kitab إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد. yakni memberikan penjelasan bahwasanya perkataan yang dapat merusak keimanan dengan mengucapkan :
أنت أحب إلي من الله ورسوله
“Sesungguhnya engkau lebih mencintai kepada ku dari pada Allah dan Rasulnya”.
Dalam ibarot tersebut menarik jika kita kaji secara mendalam, yakni bagaimana Islam membatasi dalam mencintai pasangan kita dengan batasan yang tidak melebihi kecintaan kita kepada Allah dan Rasulnya. Lantas apa hubungannya dengan permasalahan sepasang kekasih yang dapat harmonis dengan ngaji tauhid.
Kita ketahui bahwasanya agama Islam merupakan agama yang sangat kompleks dalam mengatur setiap sendi kehidupan manusia. Salah satunya ialah mencintai seseorang, seperti diam-diam mencintai seseorang, mencintai kekasih yang sudah dihalakan dan mencintai keluarga.
Dari hal tersebut kita dapat belajar bahwasanya ngaji tauhid menjadi salah satu hal penting dalam mencintai seseorang. Karena ketika seseorang tersebut mencintai Allah dan Rasul lebih utama dibandingkan yang lainnya, maka ia akan mencintai hal lain tersebut sesuai dengan tuntutanan Syariat.
Dan ketika kecintaan kepada Allah dan Rasul menjadi nomer 1 maka tindakan cinta sepasang kekasih akan berlandaskan ibadah. Cinta yang berlandaskan ibadah kepada Allah dan Rasul adalah cinta yang tidak akan menyakitkan ketika kita memberikannya kepada pasangan kita. Catat itu!.
Pesan terakhir untuk para jomblo fillah baik itu pembaca dan penulis, hmmm…, masa iya?.
Atau untuk siapa pun itu yang sedang dalam proses pencarian, “teruslah berproses, belajar, mengaji, berpendidikan, hingga engkau dan kita ea.., dipertemukan dengan pasangan kita nantinya dalam versi terbaik.
Sedikit ilustrasi, dalam pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh kedua tim yang saling berhadap-hadapan, dapat bertanding dengan baik dan menyuguhkan perbandingan yang menarik ialah ketika pertandingan tersebut memiliki persiapan matang dan pemain yang memiliki kualitas. Begitupun dalam rangka berumah tangga, engkau akan dapat menyuguhkan cinta yang tulus kepada pasangan mu ketika kita hadir dalam versi terbaik.
Wallahu ‘alam bishawab
.
.
Oleh : Ashlahuddin
Posting Komentar untuk "Ngaji Tauhid, Ternyata Berdampak Dalam Percintaan"