Maf’ul muthlaq atau yang juga dikenal dengan sebutan “mashdar” adalah isim yang dibaca nashab yang terbentuk dari “mashdar fi’ilnya”. dengan menggunakan tawaran definisi ini, maka sudah seharusnya maf’ul muthlaq harus selalu terbuat dari mashdar fi’ilnya, seperti contoh: نَصَرَ مُحَمَّدٌ عَمْرًا نَصْرًا dan contoh فَاذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا serta contoh-contoh lainnya.
Akan tetapi dalam tataran selanjutnya, dalam beberapa kasus dapat kita temui maf’ul muthlaq yang tidak menggunakan mashdar dari fi’ilnya, melainkan menggunakan lafadz-lafadz lain yang menggantikan posisinya.
Lafadz-lafadz yang bisa menggantikan posisi mashdar sebagai maf’ul muthlaq adalah:
• Sinonim atau muradifnya.
Contoh: قَامَ مُحَمَّدٌ وُقُوْفًا
Artinya: “Sungguh Muhammad telah berdiri”.
(Lafadz وُقُوْفًا ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena merupakan bentuk sinonim dari lafadz قَامَ)
• Na’atnya.
Contoh: اُذْكُرُوْا اللهَ كَثِيْرًا
Artinya: “Sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya”.
(Lafadz كَثِيْرًا ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena asalnya ia merupakan na’at dari maf’ul muthlaq yang dibuang. Contoh di atas seandainya ditulis lengkap menjadi berbunyi: اُذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا).
• Isim isyarah.
Contoh: قَالَ ذٰلِكَ الْقَوْلَ artinya: “Sungguh dia telah berkata”.
(Lafadz ذٰلِكَ ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena berupa isim isyarah dari musyarun ilaihi yang terbentuk dari mashdar fi’ilnya, yaitu berupa lafadz الْقَوْلَ).
• Isim dlamir.
Contoh: فَإِنِّيْ أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لاَ أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”.
(dlamir ـهُ di dalam lafadz لاَ أُعَذِّبُهُ ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena yang lebih cocok ia harus dikembalikan kepada marji’ ad-dlamir lafadz sebelumnya yang berupa mashdar fi’ilnya, yaitu lafadz عَذَابًا).
• Isim yang menunjukkan nau’ (model).
Contoh: رَجَعَ مُحَمَّدٌ الْقَهْقَرَى
Artinya: “Muhammad kembali dengan mundur”.
(Lafadz الْقَهْقَرَى ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena ia menunjukkan model atau jenis kembali yang dilakukan oleh Muhammad).
• Isim yang menunjukkan ‘adad.
Contoh: دُقَّتِ السَّاعَةُ مَرَّتَيْنِ artinya: “Jam dibunyikan dua kali”.
(Lafadz مَرَّتَيْنِ ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena menunjukkan ‘adad/bilangan).
• Isim yang menunjukkan alat.
Contoh: ضَرَبْتُ الْكَلْبَ سَوْطًا
Artinya: “Saya memukul anjing dengan cambuk”.
(Lafadz سَوْطًا ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena menunjukkan alat untuk memukul).
• Lafadz كُلٌّ.
Contoh: فَلاَ تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ
Artinya: “Janganlah kalian condong secara total”.
(Lafadz كُلَّ ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena dimudlafkan kepada mashdar fi’ilnya).
• Lafadz بَعْضٌ.
Contoh: تَأَثَّرْ بَعْضَ التَّأَثُّرِ
Artinya: “Pengaruhilah dengan sebagian pengaruh”.
(Lafadzبَعْضَ ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena dimudlafkan kepada mashdar fi’ilnya).
.
.
Oleh : Tim Kepenulisan al-Bidayah
Posting Komentar untuk "النَّائِبُ عَنِ الْمَصْدَرِ"