Alfi merupakan salah satu
santri yang rajin belajar. Setiap malamnya selalu ia habiskan untuk mempelajari
beberapa kitab-kitab yang hendak dikaji besok subuh bersama gurunya. Alfi tidak pernah tidur sebelum jam 02.00
dini hari. Karena kitab-kitab yang harus dia pelajari sangat banyak. Suatu
ketika Fasih yang merupakan salah satu teman Alfi menemukan Alfi tertidur di
musholla pesantren. Padahal jam masih menunjukkan pukul 12.00 malam. Fasih
keheranan melihat itu. Setelah dipikir-pikir sama Fasih, ternyata Alfi tertidur
di jam 12.00 disebabkan karena siang hari itu Alfi ikut ro’an bersama
pembangunan pesantren putri.
Maklum, bagaimana pun juga
Alfi sama dengan yang lain, dia hanyalah manusia biasa yang juga memiliki rasa
lelah. Melihat itu Fasih merasa kagum dengan Alfi. Karena meski lelah sekalipun
dia tetap melaksanakan kewajibannya untuk belajar. Setelah itu Fasih pergi
meninggalkan Alfi. malam kian berlalu, adzan subuh mulai berkumandang di musholla
pesantren. Seperti biasa, para santri bangun berbondong-bondong pergi ke toilet
untuk membuang hajat sekaligus berwudlu’ guna melaksanakan sholat subuh
berjama’ah.
Fasih yang merupakan
santri senior di pesantren itu, dia memiliki tugas berkeliling ke kamar-kamar
santri untuk membangunkan sebagian santri yang masih tertidur nyeyak. Ketika Fasih
melewati musholla, dia kaget melihat Alfi melaksanakan sholat sunnah qobliyah
subuh. Padahal tadi di toilet, fasih tidak melihat Alfi sama sekali. Akhirnya
untuk mecahkan keheranannya, Fasih menunggu Alfi selesai sholat sunnah tersebut
dan hendak menanyakan kenapa Alfi sholat sebelum melakukan wudlu’ terlebih
dahulu? Padahal dia tadi malam tidur dan posisi tidurnya adalah terlentang.
Fasih : “Fi, kamu kok bangun
tidur langsung sholat? Padahal, kamu belum wudlu’ setelah bangun dari tidur”
alfi : “iya, aku memang
tidur semalem, tapi aku yakin kalau aku tidak buang angin atau hadats yang
lainyya dan sebelum tidur aku sudah berwudlu’”
Fasih : “loh Fi, kamu tidak
ingat ya apa yang dijelaskan sama ustadz Riki waktu itu. Kalau tidurnya
seseorang yang tidak menempatkan bokongnya dilantai itu membatalkan wudlu’,
meskipun dia yakin kalau tidak hadats sama sekali di saat tidur. Hal itu
dinamakan dengan Madzinnatul Hadats.
Alfi : Astagfirullahaladzim...
iya sih. Aku lupa kalau ada konsep itu dalam fikih. Berarti sholat sunnah
qobliyah yang aku lakukan tadi tidak sah.
نهاية الزين (ص: 25)
وَإِنَّمَا كَانَ النّوم
على غير هَيْئَة الْمُمكن مقعدته من مقره ناقضا لِأَنَّهُ مَظَنَّة لخُرُوج شَيْء
من دبره
ثمَّ نزلُوا المظنة
منزلَة المئنة ثمَّ جعلُوا نفس النّوم على هَذِه الْهَيْئَة ناقضا وَإِن تَيَقّن
عدم خُرُوج
Posting Komentar untuk "Tidur Tapi Yakin Tidak Kentut Apakah Wudlu’nya Batal?"